Generasi-Z

Monday, February 27, 2023

Cara Menghilangkan Kutu Kucing Dengan Sunlight Sangat Mudah Dan Cepat

Di kesempatan ini kita bakal share terkait trik memandikan kucing dengan sunlight yang diakui efisien buat menghilangkan kutu bandel. Nyatanya bila kita memandikan kucing dengan memanfaatkan sunlight, tidak sekedar kutu yang dapat bersih akan tetapi sunlight dapat juga memiliki fungsi buat menghilangkan jamur.


Sebelumnya kita beranjak proses memandikan kucing, kita dapat persiapkan beberap alat-alatnya, seperti, sisir, sikat(bisa sikat gigi), ember yang lebih lebar, sabun sunlight serta air tentulah. Seandainya kucing yang bakal kita mandikan udah berusia lebih dari pada tiga bulan, kita dapat memanfaatkan air yang situasinya dingin. Akan tetapi seandainya kucing yang bakal kita mandikan sekarang masih berusia di bawah tiga bulan semestinya kita memanfaatkan air hangat saja. Kebanyakan anak kucing bila di mandikan bersama air dingin, ia bakal terkejut serta takut. Maka anak kucing mandi dengan situasi depresi serta kerap meronta.



Banyak yang bertanya kenapasih gunakan sabun sunlight ? Apa sunlight aman dipakai kepada kucing ?


Menurut pengalaman banyak penggemar kucing yang udah coba serta mengaplikasikan menghilangkan kutu kucing memanfaatkan sabun sunlight atau sabun basuh piring nyatanya betul-betul aman serta tak mengkhawatirkan sang kucing. Di pembelajaran yang lainnya banyak trik menghilangkan kutu salah satunya, memanfaatkan minyak telon, beberapa obat, dengan memandikan memanfaatkan air yang di gabungi garam, benar-benar garam pun efisien dipakai buat menghilangkan kutu kucing namun kadangkala ada effect sampng yang disebabkan. Pada kesempatan ini kita tak boleh berlebih serta coba mengkombinaskan di antara air garam pun menambah sabun sunlight.


Keuntungan trik menghilangkan kutu kucing dengan sunligh


Menurut saya seandainya kita memanfaatkan ke-2  cara tadi sekalian bakal membahyakan kucing itu. Seramnya di antara garam dengan sabun sunlight sewaktu di gabung bakal timbulkan pertentangan atau effect kimia yang dapat timbulkan dampak, tidak tahu iritasi kulit, bulu-bulu kucing hancur dan dampak yang lainnya.



Di pembelajaran kesempatan ini kita bakal memanfaatkan air yang dihangatkan terlebih dulu, sebab maksud saya yaitu membikin kucing nyaman sewaktu kita mandikan. Kucing dengan kndisi merasakan nyaman waktu dimandikan akan juga meringankan kita, sebab tak melaksanakan perlawanan dengan mencakar atau sampai menggigit kita.





Proses serta step memandikan kucing :


1. Taruh kucing di ember yang udah kita kasih air hangat barusan, serta kita kerjakan secara perlahan-lahan janganlah buru-buru di ceburin.


2. Siram kucing dengan tangan serta dikerjakan secara perlahan-lahan serta halus sampai membasahi semuanya badannya.


3. Mulai sama menyirami memanfaatkan gayung , jangan pernah air masuk lubang telinga, ditambah lagi air sabun. Atau siram buat bagain kepala waktu terakhir saja, maka kucing bisa tenang waktu dimandikan.


4. Tuang sabun sunlight perlahan-lahan ke badan kucig yang udah basah barusan.


5. Sikat memanfaatkan sikat gigi barusan yang udah kita persiapkan sampai busa dari sunlight banyak keluar.


6. Melakukan Proses no 5 barusan sama rata ke semuanya badan.


7. Sewaktu busa dari sunlight udah keluar sama rata, jadi kita bakal lihat kutu-kutu kucing yang mati serta tak sadar diri.


8. Menghilangkan kutu yang mati atau tak sadar diri memanfaatkan sisir barusan.


9. Seusai dirasakan kutu kucing udah kita membersihkan dengan sisir, jadi kita melakukan pembilasan bersama air bersih.


10. Pembilasan dapat dikerjakan berulang kali sampai kita optimis kutu atau jamur masih melekat dapat sungguh-sungguh raib


11. Proses mandi berakhir sudah serta tuntas, jadi kita handuki kucing selekas mungkin biar kucing tak kedinginan.


12. Keringkan bulu-bulu kucing memanfaatkan hair dryer biar bulu-bulunya tak mengempal, serta bersambung kita sisir ulangi.



Degan memanfaatkan sunlight kita bakal merasa kutu kucing bakal ringan mati, serta saya kira trik menghilangkan kutu kucing dengan sunlight lebih ringan diperbandingkan dengan memanfaatkan trik lain, seperti memanfaatkan minyak telon, memanfaatkan garah, beberapa obat dll. Saya kira pemanfaatan sabun sunlight lebih efektif, efektif, murah serta yang terutama aman buat sang kucing.


Seandainya memanfaatkan obat sewaktu kita salah ukuran atau kita pakai secara tanpa henti tentulah bakal timbulkan dampak kepada kucing. Serta seandainya memanfaatkan minyak telon, bianya kucing bakal terasa kepanasan serta wewangiannya begitu mengacaukan, tanggapan kucing kebanyakan menjilat-jilati dan terserang di mata. Bila lenyapgkan kutu kuciing dengan garam, banyak sich yang udah berbagi seusai memandikan kucing dengan ar garam benar-benar kutunya raib, akan tetapi biasa terjadi iritasi kulit di kucing, bulu-bulu kucing jadi hancur, dan seandainya kucing ada cidera, bakal terasa kesakitan waktu dimandikan.


image wisata di Bone

 Tipe Kepribadian menurut Status di FB

Status dalam Facebook (ataupun Twitter) merupakan refleksi diri kita saat itu. Status merupakan gambaran kondisi ataupun hal yang sedang dipikirkan oleh orang tersebut. Walaupun mungkin reliabilitasnya masih dipertanyakan, namun dari status yang ditulis kita bisa melihat tipe kepibadian orang tersebut. Walaupun kita tidak dapat melihatnya hanya dari status saja, tapi kita bisa melihatnya dari konsistensi, waktu (menulis-bisa juga jarak antara status dan kaitan status sebelumnya), situasi eksternal (disekitar orang tersebut). Dan kita bisa mengcross-cheknya

dengan cara: melihat profil, poto dan comment di wall (maupun comment orang tersebut ke yang lain) dan mengajak chatting (atau menanyakan langsung)

Ini mungkin gambaran tipe kepribadian dari status FB yang saya dapatkan dari sebuah milis yang saya ikuti:

Manusia Super Update Kapanpun dan dimanapun update status.

Statusnya tidak panjang-panjang amat, tapi terlihat bikin risih, karena hal-hal yangtidak terlalu penting juga dia publikasikan contoh : "Lagi makan di restoran A..", "Dalam perjalanan menuju neraka..", "Saatnya baca koran..", dsb..

Manusia Melankolis (Biasanya dia curhat di status)

Entah karena ingin banyak diberi komentar dari teman-temannya atau hanya sekedar menuangkan unek--uneknya ke facebook, tapi biasanya orang tipe ini menceritakan kisahnya dan terkadang menanyakan solusi yangg terbaik kepada yang laen.. contoh : "Kamu sakitin aku..lebih baik aku cari yang lain..", "Cuma kamu yang terbaik buat aku...terima kasih km sudah sayang ama aku selama ini..", dsb.

Manusia "Tukang Ngeluh"

Ga pagi, ga siang, ga malem, ga dikasih ujan, ga dikasih panas, ga dikasih uang, ga dikasih makan, pokonya semuanya dia keluhkan.. contoh : " Jakarta maceeet..!! Panas pula..", "Aaaargh ujan, padahal baru nyuci mobil..sialan..!!", "Males ngapa2in.. cape hati gara2 si do'i..", dsb.

Manusia Sombong

Mungkin beberapa dari mereka tidak berniat menyombongkan diri, tapi terkadang orang yang melihatnya, yang notabene tidak bisa seberuntung dia, merasa kalo statusnya itu kelewat sombong, dan malah bikin sebel.. contoh : "Otw ke Paris ..!!", "BMW ku sayang, saatnya kamu

mandi..aku mandiin ya sayang..", dsb.

Manusia Puitis

Dari judulnya udah jelas. Status nya selalu diisi dengan kata2 mutiara, tapi ga jelas apa maksudnya. Bikin kita terharu? Bikin kita sadar atas pesan tersembunyinya? atau cuma sekedar memancing komentar? Sampai saat ini, tipe orang seperti ini masih dipertanyakan. . contoh : "Kita masing-masing adalah malaikat bersayap satu. Dan hanya bisa terbang bila saling berpelukan", "Mencintai dan dicintai adalah seperti merasakan sinar matahari dari kedua sisi", "Jika kau hidup sampai seratus tahun, aku ingin hidup seratus tahun kurang sehari, agar aku tidak pernah hidup tanpamu", dsb.

Manusia in English

Tipe manusianya bisa seperti apa saja, apakah melankolis, puitis, sombong dan sebagainya. Tapi dia berusaha lebih keren dengan mengatakannya dalam bahasa Inggwis Gicyu Low.. contoh : "Tie and Chair..", "I can tooth, you Pink sun.." dsb.

Tipe Misterius

Tipe yang biasanya bikin banyak orang bertanya tanya atas apa maksud dari status orang tersebut.. Biasanya dalam suatu kalimat membutuhkan Subjek + Predikat + Objek + Keterangan. Tapi orang tipe ini mungkin hanya mengambil beberapa atau malah hanya 1 saja. Dan pastinya mengundang kontroversi. contoh :"Sudahlah..", "Telah berakhir.." (apanya??), "Termenung.. ."

Obsesi... ngarep...

Obsesi tapi tidak kesampaian.. pengen jadi artis tapi belum kesampaian.. dll.. contoh : :duwh... sesi pemotretan lagi! cape...

Sok tau

padahal tidak tahu apa-apa yang ditulis contoh : pemerintah selalu memanjakan rakyatnya.. bla..bla...bla.

Bioskop mania.

update film yang habis ditonton dan kasih comment.. contoh : ICE AGE 3..REcomended! !

Tipe pedagang

contoh: "jual baju bla bla bla"

Tipe penyuluh masyarakat

contoh: "jangan lupa dateng ke TPS, 5 menit utk 5 tahun bla..bla"

Pengguna Facebook Tipe Kaskuser

Baru online 'PERTAMAXXXX GAN!'... 5 menit lagi 'kalo berkenan cendolnya donk gannn'.... 1 jam lagi 'aduh sial gagal pertamax di trid sendiri'.... beberapa jam lagi 'YES GW UDAH ISO2000', trus nawarin 'bagi2 cendol gratiss di kaskus ngerayain ISO ' kalo online pagi 'pagi2 enaknya ngaskus gan!', 'tidur telat bangun pagi2 nyalain komputer ngaskus lagi' Dan masukan lain yang tentunya jadi status of the year..

Manusia Alay (nggak jelas maunya apa).

Ada berbagai macam versi, dari tulisannya yang aneh, atau tulisannya biasa aja, hanya saja kosakata nya ga lazim atau mungkin ada yg "fusion"

Alay 1 : "DucH Gw4 5aYan9 b6t s4ma Lo..7aNgaN tin69aL!n akYu ya B3!bh..!!"

Alay 2 : "km mugh kog gag pernach ngabwarin aq lagee seech? Kmuw maseeh saiangs sama aq gag seech sebenernywa?

Alay 3 : "Ouh mY 9oD..!! kYknY4w c gW k3ReNz 48ee5h d3ch..!!" (Khusus buat tipe ini, ga usah di baca juga gpp..saya pribadi juga mikir dulu buat nulis ini, walaupun jadinya kurang mirip sama yg aslinya)

Tipe Hidden Message

Tipe ini biasanya ga to the point, tapi tentunya punya niat biar orang yg dituju membaca nya, bagus kalau dibaca, kalau tidak? kelamaan nunggu, padahal langsung aja sms ya.. contoh : "For you my M***, I can't live without you..you are my bla bla bla..", "Heh, cewe bajingan..ngapain lo deket2in co gw?! kyk ga laku aja lo.." (padahal cewek tersebut tidak jadi friendnya, gimana bisa baca?)

HIV DALAM KEHAMILAN

MATA  KULIAH                   : 

DOSEN  PEMBIMBING      : 


HIV Dalam Kehamilan





DI SUSUN

OLEH :


NAMA                     :SITTI NURBAYA

NIM                          :P1807210506

KONSENTRASI   :KESPRO / NON REGULER


PROGRAM PASCASARJANA

FAKULTAS  KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS HASANUDDIN

2010

KATA PENGANTAR

            Alhamdulillahi rabbil alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT , karena atas berkat ramat dan kasihnya ,Sehinggga penyusun akhirnya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “HIV Dalam Kehamilan”.

Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah “KESEHATAN KERJA” . Penyusun menyadari masih banyak kekurangan dan hal-hal yang perludi tambahkan pada tugas malah ini , Kesempurnaan hanya milik Allah SWT, olehnya itu kritik dan saran sangat penulis harapkan dari para pembaca.

Akhirnya penyusun mengucapkan terima kasih banyak kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan makalah ini dan besar harapan penyusun, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan menambah pengetahuan tentang masalah kesehatan . Semoga Ridha Allah senantiasa bersama kita. Amin Ya Rabbil Alamin.



Penyusun


                                                                            

                                                                             Sitti Nurbaya






                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                 

DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR............................................................................................... i

DAFTAR ISI............................................................................................................. ii

BAB I    PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang................................................................................... 1

B.   Batasan Masalah............................................................................... 2

C.   Rumusan masalah............................................................................ 2

D.   Tujuan Penelitian ............................................................................. 3

E.   Metode Penelitian ............................................................................ 3

F.    Hasil Sementara................................................................................ 4

G.   Komposisi Bab atau Rangkuman................................................... 25


DAFTAR PUSTAKA













BAB I

PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang

Pada akhir tahun 2002, UNAIDS memperkirakan di seluruh dunia terdapat 42 juta orang yang hidup dengan HIV; 19,2 juta di antaranya perempuan dan 3,2 juta anak di bawah usia 15 tahun. Selama tahun 2002 terdapat 800.000 kasus baru dan 610.000 kematian anak yang menderita HIV. Sebagian besar (91%) anak tersebut tertular HIV dari ibunya. Diperkirakan setiap tahunnya terdapat 600.000 kasus HIV baru akibat penularan vertikal dari ibu ke anaknya.

Jumlah kasus HIV-AIDS pada kehamilan di Indonesia dan di dunia semakin meningkat. Hal ini diakibatkan oleh meningkatnya kasus pada penggunaan narkoba suntikan yang pada umumnya digunakan pada usia subur (usia reproduksi). Penelitian yang dilakukan oleh Yayasan Pelita Ilmu dan Bagian Kebidanan FKUI di daerah pemukiman kumuh di Jakarta menunjukkan bahwa infeksi HIV-AIDS di kalangan ibu hamil yang mengikuti layanan testing dan konseling sukarela melebihi 2%.

            Di Indonesia, menurut Ditjen PPM dan PL Departemen Kesehatan tercatat 3568 kasus HIV/AIDS pada akhir bulan Desember 2002, 20 kasus tertular dari ibunya. Kharbiati, dkk dari Yayasan Pelita Ilmu bekerjasama dengan Bagian Kebidanan FKUI/RSCM selama tahun 1999-2001 mendapatkan pada 558 ibu hamil di daerah miskin di Jakarta (Kampung Melayu, Tanah abang, Petamburan) yang melakukan tes HIV sebanyak 16 orang (2,86%) dinyatakan positif. 1Jumlah kasus baru sejak tahun 2000 meningkat tajam dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya karena penambahan kasus baru akibat penularan melalui penggunaan narkoba suntikan mencapai 21,8%.

            Permasalahan kesehatan reproduksi semakin rumit pada pengguna narkoba yang terinfeksi HIV-AIDS. Apalagi sebagian besar yang terinfeksi HIV-AIDS adalah remaja usia subur yang berumur antara 15-25 tahun, sehingga dapat diperkirakan jumlah kehamilan yang disertai infeksi HIV akan semakin meningkat. Di sisi lain HIV akan menurunkan infertilitas. Penelitian Gray, dkk di Uganda menunjukkan bahwa perempuan yang positif HIV mempunyai kemungkinan hamil yang lebih rendah, terutama dalam keadaan simptomatik.

            Perjalanan penyakit bayi yang tertular HIV dari ibunya lebih progresif dibandingkan dengan penderita dewasa karena paparan pertama terjadi pada saat respons imun masih dalam tahap perkembangan. Kelainan respons imun yang timbul antara lain limfopenia CD4, berbagai defek limfosit B dan T, hipergamaglobulinemia poliklonal. Selain itu infeksi HIV juga akan mempengaruhi tumbuh kembang anak selanjutnya. Anak yang menderita HIV dilaporkan lebih sering mengalami penyakit infeksi bakteri ataupun virus. Anak yang tertular HIV dari ibunya juga mengalami keterlambatan pubertas dibandingkan anak seusianya.

            Oleh karena itu infeksi HIV pada kehamilan menjadi sangat penting dengan dasar pertimbangan efek terhadap kehamilan, lebih dari 90% kasus HIV anak ditularkan dari ibunya, anak yang akan dilahirkan akan menjadi yatim piatu dan sebagian besar wanita yang terinfeksi HIV-AIDS berada pada usia subur.


B.   Batasan Masalah

            Pada  makalah ini hanya akan terfokus  membahasa tentang beberapa hal yang ditimbulkan oleh virus HIV pada kehamilan , tes – tes laboratorium yang di gunakan, cara pengobatan dan pencegahan HIV-AIDS , factor – factor dapat menimbulkan infeksi  ,dan cara penularan virus ini pada wanita hamil.

C.   Rumusan masalah

            Berbagai permasalahan yang akan menjadi pokok bahasan dalam makalah ini yaitu sebagai berikut:

a.    Pengaruh infeksi HIV pada Kehamilan

b.    Pengaruh Kehamilan Pada Perjalanan Penyakit HIV

c.    Faktor yang berhubungan dengan tingginya resiko penularan vertikal HIV dari ibu ke anak

d.    PeningkatanJumlah kasus HIV-AIDS pada kehamilan di Indonesia dan di dunia semakin meningkat

e.    infeksi HIV Sangat mempengaruhi tumbuh kembang anak

f.     Permasalahan kesehatan reproduksi semakin rumit pada pengguna narkoba yang terinfeksi HIV-AIDS

D.   Tujuan Penelitian  

Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu :

a.  Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan virus HIV

b. Untuk mengetahui bahaya apa saja yang dapat ditimbulkan oleh  Virus HIV pada kehamilan

c. Untuk mengetahui cara penularan Virus HIV

d. Untuk mengetahui beberapa cara persalinan bagi wanita hamil yang terinfeksi HIV-AIDS

e. Untuk  mencegah peningkatan Jumlah kasus HIV-AIDS pada kehamilan

E.   Metode Penelitian

pada penelilitian ini untuk mendapatkan sebuah data atau informasi yang lebih jelas kami menggunakan beberapa metode yaitu berupa:

a.    Pengumpulan data 

b.    Wawancara dan angket yang dilakukan  kepada beberapa narasumber atau informan

c.    Observasi dan penelitian lapangan

d.    Penelitian pendapat

e.    Penelitian kepustakaan 

f.     Dan yang terakhir adalah pencatatan data.

F.    Hasil Sementara

Dari penelitian ini, hasil sementara yang telah kami susun dan ragkum dapat kita lihat pada beberapa data atau informasi – informasi yang ada pada pembahasan makalah ini, yaitu:

1)    Human Immunodeficiency Virus (HIV)

a)    Etiologi

                  Virus penyebab defisiensi imun yang dikenal dengan nama Human Immunodeficiency Virus (HIV) ini adalah suatu virus RNA dari famili Retrovirus dan subfamily Lentiviridae. Sampai sekarang baru dikenal dua serotype HIV yaitu HIV-1 dan HIV-2 yang juga disebut lymphadenopathy associated virus type-2 (LAV-2) yang sampai sekarang hanya dijumpai pada kasus AIDS atau orang sehat di Afrika. Spektrum penyakit yang menimbulkannya belum banyak diketahui. HIV-1, sebagai penyebab sindrom defisiensi imun (AIDS) yang tersering, dahulu dikenal juga sebagai human T cell-lymphotropic virus type III (HTLV-III), lymphadenipathy-associated virus (LAV) dan AIDS-associated virus.

                  Secara morfologik, virus ini berbentuk bulat, terdiri dari bagian inti (core) yang berbentuk silindris dan selubung (envelope) yang berstruktur lipid bilayer yang membungkus bagian core, dimana didalam core ini terdapat RNA virus ini. Karena informasi genetik virus ini berupa RNA, maka virus ini harus mentransfer informasi genetiknya yang berupa RNA menjadi DNA sebelum diterjemahkan menjadi protein-protein. Dan untuk tujuan ini HIV memerlukan enzim reverse transkriptase

b.    Patofisiologi

                  Setelah masuk ke dalam tubuh, HIV akan menempel pada sel yang mempunyai molekul CD4 pada permukaannya. Molekul CD4 ini mempunyai afinitas yang sangat besar terhadap HIV, terutama terhadap molekul gp 120 dari selubung virus. Diantara sel tubuh yang memiliki CD4, sel limfosit T memiliki molekul CD4 yang paling banyak. Oleh karena itu, infeksi HIV dimulai dengan penempelan virus pada limfosit T. Setelah penempelan, terjadi diskontinuitas dari membran sel limfosit T yang disebabkan oleh protein gp41 dari HIV, sehingga seluruh komponen virus harus masuk ke dalam sitoplasma sel limfosit-T, kecuali selubungnya.

                  Setelah masuk ke dalam sel, akan dihasilkan enzim reverse transcriptase. Dengan adanya enzim reverse transcriptase, RNA virus akan diubah menjadi suatu DNA. Karena reverse transcriptase tidak mempunyai mekanisme proofreading (mekanisme baca ulang DNA yang dibentuk) maka terjadi mutasi yang tinggi dalam proses penerjemahan RNA menjadi DNA ini. Dikombinasi dengan tingkat reproduktif virus yang tinggi, mutasi ini menyebabkan HIV cepat mengalami evolusi dan sering terjadi resistensi yang berkelanjutan terhadap pengobatan.

c.    Cara Penularan

                  Penularan HIV dapat terjadi melalui hubungan seksual, secara horizontal maupun vertikal (dari ibu ke anak),Melalui hubungan seksual,baik secara vaginal, oral ataupun anal dengan seorang pengidap. Ini adalah cara yang umum terjadi, meliputi 80-90% dari total kasus sedunia. Lebih mudah terjadi penularan bila terdapat lesi penyakit kelamin dengan ulkus atau peradangan jaringan seperti herpes genitalis, sifilis, gonore. Resiko pada seks anal lebih besar dibandingkan seks vaginal dan resiko juga lebih besar pada yang reseptive daripada yang insertie. Diketahui juga epitel silindris pada mukosa rektum, mukosa uretra laki-laki dan kanalis servikalis ternyata mempunyai reseptor CD4 yang merupakan target utama HIV.

                  Transmisi horisontal (kontak langsung dengan darah/produk darah/jarum suntik):

a. Tranfusi darah/produk darah yang tercemar HIV, resikonya sekitar 0,5-1% dan telah terdapat 5-10% dari total kasus sedunia.

b.Pemakaian jarum tidak steril/pemakaian bersama jarum suntik pada para pecandu narkotik suntik. Resikonya sangat tinggi sampai lebih dari 90%. Ditemukan sekitar 3-5% dari total kasus sedunia.

c. Penularan lewat kecelakaan tertusuk jarum pada petugas kesehatan. Resikonya sekitar kurang dari 0,5% dan telah terdapat kurang dari 0,1% dari total kasus sedunia.

d. Kurang lebih 10% penularan HIV terjadi melalui transmisi horizontal.

                  Infeksi HIV secara vertikal terjadi pada satu dari tiga periode berikut :

§  Intra uterin

§  Intra partum

§  Post partum

            Lebih dari 90% penularan HIV dari ibu ke anak terjadi selama dalam kandungan, persalinan dan menyusui.

2)    Kehamilan Dan Infeksi HIV

a)    Pengaruh Kehamilan Pada Perjalanan Penyakit HIV

                  Kehamilan tidak secara signifikan mempengaruhi resiko kematian, progresivitas menjadi AIDS atau progresivitas penurunan sel CD4 pada wanita yang terinfeksi HIV. Pengaruh kehamilan terhadap sel CD4 pertama kali dilaporkan oleh Burns, dkk. Pada kehamilan normal terjadi penurunan jumlah sel CD4 pada awal kehamilan untuk mempertahankan janin. Pada wanita yang tidak menderita HIV, presentase sel CD4 akan meningkat kembali mulai trisemester ketiga hingga 12 bulan setelah melahirkan. Sedangkan pada wanita yang terinfeksi HIV penurunan tetap terjadi pada kehamilan dan setelah melahirkan walaupun tidak bermakna secara statistik.

                  Nemun penelitian dari European Collaborative Study dan Swiss HIV Pregnancy Cohort dengan jumlah sample yang lebih besar, menunjukkan presentase penurunan sel CD4 selama kehamilan sampai 6 bulan setelah melahirkan tetap stabil. 1Kehamilan ternyata hanya sedikit meningkatkan kadar virus (viral load) HIV. Kadar virus HIV meningkat terutama setelah 2 tahun persalinan, walaupun secara statistik tidak bermakna. Kehamilan juga tidak mempercepat progresivitas penyakit menjadi AIDS. Italian Seroconversion Study Group membandingkan wanita terinfeksi HIV dan pernah hamil ternyata tidak menunjukkan perbedaan resiko menjadi AIDS atau penurunan CD4 menjadi kurang dari 200

b)   Pengaruh Infeksi HIV pada Kehamilan

                  Penelitian di negara maju sebelum era anti retrovirus menunjukkan bahwa HIV tidak menyebabkan peningkatan prematuritas, berat badan lahir rendah atau gangguan pertumbuhan intra uterin. Sedangkan di negara berkembang, infeksi HIV justru meningkatkan kejadian aborsi, prematuritas, gangguan pertumbuhan intra uterin dan kematian janin intra uterin terutama pada stadium lanjut. Selain karena kondisi fisik ibu yang lebih buruk juga karena kemungkinan penularan perinatalnya lebih tinggi.

c)    Transmisi Vertikal HIV

                  Tanpa intervensi, resiko penularan HIV dari ibu ke janinnya yang dilaporkan berkisar antara 15%-45%. Resiko penularan ini lebih tinggi di negara berkembang dibandingkan dengan negara maju (21%-43% dibandingkan 14%-26%). Penularan dapat terjadi pada intra uterin, intrapartum dan post partum. Sebagian besar penularan terjadi intra partum. Pada ibu yang tidak menyusui, 24%-40% penularan terjadi intra uterin dan 60%-75% terjadi selama persalinan. Sedangkan pada ibu yang menyusui bayinya, sekitar 20%-25% penularan terjadi intra uterin, 60%-70% intra partum dan saat awal menyusui dan 10%-15% setelah persalinan. Resiko infeksi intra uterin, intra partum dan pasca persalinan adalah 6%, 18% dan 4% dari keseluruhan kelahian ibu dengan HIV positif.

§  Transmisi Intra Uteri 

            Kejadian transmisi HIV pada janin kembar dan ditemukannya DNA HIV, IgM anti-HIV dan antigen p24 pada neonatus pada minggu pertama membuktikan bahwa transmisi dapat terjadi selama kehamilan,Walaupun masih belum jelas, mekanismenya diduga melalui plasenta. Pemeriksaan patologi menemukan HIV dalam plasenta ibu yang terinfeksi HIV. Sel limfosit atau monosit ibu yang terinfeksi HIV atau virus HIV itu sendiri dapat mencapai janin secara langsung melalui lapisan sinsitiotrofoblas, atau secara tidak langsung melalui trofoblas dan menginfeksi sel makrofag plasenta (sel Houfbauer) yang mempunyai reseptor CD4.

§  Transmisi Intra partum

            Transmisi intrapartum/infeksi lambat didiagnosis jika pemeriksaan virologis negatif dalam 48 jam pertama setelah kelahiran dan tes 1 minggu berikutnya menjadi positif dan bayi tidak menyusui.Selama persalinan, bayi dapat tertular darah atau cairan servikovaginal yang mengandung HIV melalui paparan trakheobronkial atau tertelan pada jalan lahir. HIV ditemukan pada cairan servikovaginal wanita terinfeksi HIV-AIDS sekitar 21% dan pada cairan aspirasi lambung bayi yang dilahirkan sekitar 10%. Terdapatnya HIV pada cairan servikovaginal berhubungan dengan duh tubuh vagina abnormal, kadar sel CD4 yang rendah dan defisiensi vitamin A. Selain menurunkan imunitas, defisiensi vitamin A akan menurunkan integritas plasenta dan permukaan mukosa jalan lahir, sehingga akan memudahkan terjadi trauma pada jalan lahir dan transmisi HIV secara vertikal. 

§  Tranmisi Post Partum

            Air susu ibu diketahui mengandung HIV dalam cukup banyak. Konsentrasi median sel yang terinfeksi HIV pada ibu yang menderita HIV adalah 1 per 104 sel. Partikel virus dapat ditemukan pada komponen sel dan non-sel air susu ibu. Pada penelitian Nduati, dkk HIV ditemukan pada 58% pemeriksaan kolostrum dan air susu ibu. Kadar HIV tertinggi dalam air susu ibu terjadi mulai minggu pertama sampai tiga bulan setelah persalinan. HIV dalam konsentrasi rendah masih dapat dideteksi pada air susu ibu sampai 9 bulan setelah persalinan. Resiko penularan pada bayi yang disusui paling tinggi pada enam bulan pertama, kemudian menurun secara bertahap pada bulan-bulan berikutnya. Kadar HIV pada air susu ibu dipengaruhi kadar serum ibu, sel CD4 ibu, defisiensi vitamin A. Semba, dkk mengemukakan bahwa kadar HIV di dalam air susu ibu lebih tinggi pada ibu yang anaknya terinfeksi HIV daripada yang tidak terinfeksi HIV. Berbagai macam faktor lain yang dapat mempertinggi resiko transmisi HIV melalui air susu ibu antara lain mastitis atau luka diputing susu, abses payudara, lesi dimukosa mulut bayi, prematuritas dan respon imun bayi

d)   Faktor yang berhubungan dengan tingginya resiko penularan vertikal HIV dari ibu ke anak


Periode

Faktor

Antepartum

Kadar HIV ibu, jumlah CD4 ibu, defisiensi vitamin A, mutasi ko-reseptor HIV gp120 dan gp160, malnutrisi, perokok, pengambilan sample vili korion, amniosentesis.

Intrapartum

Kadar HIV pada cairan servikovaginal ibu, cara persalinan, ketuban pecah sebelum waktunya, persalinan prematur, penggunaan elektrode pada kepala janin, penyakit ulkus genital aktif, laserasi vagina, korioamnionitis, episiotomi, persalinan dengan vakum atau forseps

Pascapersalinan

Air susu ibu, mastitis



           

            Selain faktor-faktor yang sudah disebutkan diatas, resiko transmisi juga dipengaruhi jenis virus. Transmisi vertikal pada ibu yang menderita HIV-2 jauh lebih rendah daripada HIV-1, hanya 1%. Demikian juga angka kematian bayi yang terinfeksi HIV-1 lebih tinggi daripada bayi yang terinfeksi HIV-2

3)    Diagnosis Infeksi HIV

                  Seperti penyakit lain, diagnosis infeksi HIV juga ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan klinis dan hasil penemuan laboratorium. Anamnesis yang mendukung kemungkinan adanya infeksi HIV misalnya :

§  Lahir dengan ibu resiko tinggi

§  Lahir dari ibu dengan pasangan resiko tinggi.

§  Penerima tranfusi darah atau komponennya, terutama bila berulang dan tanpa uji HIV.

§  Penggunaan obat parenteral atau intravena secara keliru (biasanya pecandu narkotika)

§  Homoseksual atau biseksual.

§  Kebiasaan seksual yang keliru.

                  Gejala klinis yang mendukung misalnya infeksi oportunistik, penyakit menular seksual, infeksi yang berulang atau berat, terdapat gagal tumbuh, adanya ensefalopati yang menetap atau progresif, penyakit paru interstitiel, keganasan sekunder, kardiomiopati dan lain-lainnya. Untuk diagnostik yang pasti dikerjakan pemeriksaan laboratorium mulai dari yang relatif sederhana hingga yang relatif sulit dan mahal, yaitu mulai dari menentukan adanya antibodi anti-HIV misalnya dengan ELISA (Enzyme Linked Immunosorbant Assay) yang dilanjutkan dengan uji yang lebih pasti seperti Western blot assay dan lain-lainnya

a.    Pemeriksaaan laboratorium

                  Umumnya pemeriksaan laboratorium untuk HIV/AIDS dibagi atas tiga kelompok, yaitu9 :

§  Pembuktian adanya antibodi atau antigen HIV

§  Pemeriksaan status imunitas

§  Pemeriksaan terhadap infeksi oportunistik dan keganasan

1.    Pembuktian adanya Antibodi atau Antigen HIV

            HIV terdiri dari selubung, kapsid dan inti. Masing-masing terdiri dari protein yang bersifat sebagai antigen dan menimbulkan pembentukkan antibodi dalam tubuh yang terinfeksi. Jenis antibodi yang telah diketahui banyak sekali, tetapi yang penting untuk diagnostik adalah : antibodi gp41. gp120 dan p24.

Teknik pemeriksaan adalah sebagai berikut :

§  Tes untuk menguji antibodi HIV,Terdapat berbagai macam cara yaitu: ELISA (Enzyme Linked Immunosorbent Assay), Western Blot, RIPA (RadioImmunoPresipitation Assay) dan IFA (ImmunoFluorescence Assay).

§  Tes untuk menguji antigen HIV, dapat dengan cara : pembiakan virus, antigen p24, dan Polymerase Chain Reaction (PCR).

2.    Tes Yang Menunjukkan Adanya Defisiensi Imun

HERNIA UMBILIKALIS

 DEVINISI

Hernia adalah prostrusi dari organ melalui lubang defektif yang didapat atau kongenital pada dinding rongga yang secara normal berisi organ. Istilah hernia berasal dari bahasa Yunani “ERNOS” yang berarti penonjolan.

Hernia Umbilikalis umumnya pada orang dewasa, lebih umum pada wanita dan karena peningkatan tekanan abdominal.Ini biasanya terjadi pada orang yang gemuk dan wanita Multipara.


B.     ETIOLOGI

Penyebab terjadinya hernia ada dua yaitu :

1.     Kongenital

Terjadi sejak lahir.

2.     Didapat (acquired)

Terjadi setelah dewasa atau pada usia lanjut. Disebabkan adanya tekanan intraabdominal yang meningkat dan dalam waktu yang lama misalnya batuk kronis, konstipasi kronis, gangguan proses kencing (hipertropi prostat, striktur uretra), ascites dan sebagainya.


C.    PATOFISIOLOGI

Yang dapat menyebabkan peningkatan tekanan intraabdominal yaitu mengangkat beban berat,kehamilan,kegemukan atau batuk kronis.Adanya peningkatan tekana intraabdominal dapat menimbulkan defek dinding otot abdominal.Defek ini terjadi karena adanya kelemahan jaringan atau ruang luas pada ligamen inguinal karena adanya defek dinding otot abdomen menyebabkan lubang embrional serta cincin hernia tidak menutup/melebar dimana dalam keadaan normal jari tangan tidak dapat masuk. Karena adanya pelebaran lubang embrional/cincin hernia menyebakan penonjolan isi perut/usus dari rongga yang normal.



Pohon Masalah

Mengangkat beban berat,kegemukan,batuk kronis

Peningkatan tekanan intraabdominalis


Defek dinding otot abdominal




Lubang embrional yang tidak menutup/melebar/cincin hernia





Penonjolan isi perut/usus


D.    MANIFESTASI KLINIS

  Adanya benjolan diselangkangan/kemaluan

Misalnya:Rasa sakit yang terus menerus

  Adanya nyeri

Misalnya:Pasien gelisah dan muntah

  Jari tangan dapat masuk pesibulus spermatikus sampai keanulus inguinalis interus

E.     KOMPLIKASI

1.      Terjadi perlengketan pada isi hernia dengan dinding kantong hernia tidak dapat dimasukkan lagi

2.      Terjadi penekanan pada dinding hernia akibat makin banyaknya usus yang rusak

3.     Pada strangulasi nyeri yang timbul lebih hebat dan kontinue menyebabkan daerah benjolan merah

F.     PENATALAKSANAAN MEDIS

1.      Pemeriksaan Diagnostik

 Sinar X

 Pada abdomen akan menunjukkan kuantitas cairan atau gas

 Pemeriksaan darah lengkap:Hb yang rendah dapat mengarah pada  anemia/kehilangan darah dan keseimbangan oksigenasi jaringan dan pengurangan Hb yang tersedia dengan anestesi inhalasi,peningkatan Ht mengidetifikasikan dehidrasi.Penurunan Ht mengarah pada kelebihan cairan.

 Waktu koagulasi mempengaruhi hemostatis intraoperasi/pascaoperasi

  EKG:penemuan akan sesuatu yang sesuatu yang tidak normal membutuhkan prioitas perhatian untuk memberikan anestesi.

2.     Farmakologi

 Terapi obat analgetik

3.     Pembedahan

 Herniatomi

Dilakukan pembebasan kantong hernia sampai lehernya kantong dibuka dan isi hernia dibebaskan jika ada perlekatan,kemudian diare posisi kantong hernia dijahit,ikat setinggi mungkin lalu dipotong.

 Henia plastik

Dilakukan tindakan memperkecil anulis inguinalis interus dan memperkuat dinding belakang kanalis linguinalis.


G.    MANAJEMEN KEPERAWATAN

PENGKAJIAN

  Aktivitas/istirahat: Perhatikan dan kaji adanya malaise/kelemahan

  Sirkulasi : Perhatikan adanya takikardi

   Eliminasi : Perhatiakn gejala konstipasi akibat tekanan hernia, perhatikan adanya

distensi abdomen, nyeri tekan atau nyeri lepas,kekakuan/bising usus

  Makanan/cairan : Kaji adanya gejala anoreksia,mual dan muntah

  Nyeri : Kaji nyeri pada benjolan hernia pada saat dipalpasi,perhatikan tanda-

tanda perilaku diberhati-hati berbaring kesamping dengan lutut ditekuk


DIAGNOSA DAN INTERVENSI KEPERAWATAN

1.      Nyeri b.d insisi bedah

Tujuan :Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3X24 jam diharapkan nyeri dapat teratasi

Kriteri hasil:

  Keluhan nyeri berkurang atau hilang (skala 0-1)

  Tampak rileks

  TTV dalam batas normal (TD:100/80 mmHg,N:60-100x/menit,S:360    C,RR:16- 20x/menit).


             Intervensi:

1.     Selidiki keluhan nyeri,perhatikan lokasi,intensitas

2.    Anjurkan pasien untuk melaporkan nyeri segera

3.    Observasi TTV

4.    Kaji insisi bedah, perhatikan edema, perubahan kontur luka/inflamasi

5.    Berikan tindakan kenyamanan, misalnya : latihan nafas dalam, lingkungan yang tenang dan tekhnik relaksasi

6.    Kolaborasi: Berikan analgesik, narkotik sesuai indikasi


2.     Kurang volume cairan b.d pembatasan pasca operasi

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3X24 jam diharapkan kurang volume cairan dapat teratasi

Kriteria hasil :

  Membran mukosa lembab

  Turgor kullit baik

  Haluaran urine adekuat

  intake Oral,Prenatal adekuat

  TTV dalam batas normal (TD:120/80x/menit, RR:16-20x/menit, S:360 C, N:60-100x/menit

             Intervensi :

1.      Awasi TD dan Nadi

2.     Lihat membran mukosa,turgor kulit dan pengisian kapiler

3.     Awasi masukan haluaran,catat warna urine,konsentrasi

4.     Kolaborasi:Pertahankan penghisapan gaster atau usus, Berikan cairan infus dan elektrolit

3.     Resiko tinggi infeksi b.d masuknya mikroorganisme sekunder terhadap luka

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3X24 jam diharapkan resiko infeksi tidak terjadi

Kriteria hasil :

  Tidak ada tanda-tanda infeksi (Rubor, Dolor, Kalor, Tumor,  Fungsiolaesa)

  TTV stabil

  Terdapat tanda-tanda penyyembuhan



Intervensi:

1.     Awasi TTV, Perhatikan demam, menggigil, berkeringat, meningkatnya nyeri abdomen, perubahan mental

2.    Lakukan pencucian tangan yang baik dan perawatan luka yang baik,dan perawatan luka septic

3.    Lihat insisi dan balutan drainase bila diindikasikan

4.    Kolaborasi:

-          Ambil kultur contoh drainase bila diindikasikan

-          Berikan antibiotik sesuai indikasi


4.     Defisit perawatan diri b.d kelemahan fisik

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3X24 jam diharapkan Defisit Perawatan diri teratasi

Kriteria hasil :

  Klien dapat memenuhi kebutuhan perawatan sendiri


             Intervensi:

1.     Bantu klien dalam memenuhi kebutuhan dasar

2.    Hindari melakukan sesuatu untuk pasien yang dapt dilakukan pasien sendiri

3.    Kaji hambatan terhadap partisipasi dalam perawatan diri

4.    Berikan perawatan sesuai kebutuhan

Cara Menghilangkan Kutu Kucing Dengan Sunlight Sangat Mudah Dan Cepat

Di kesempatan ini kita bakal share terkait trik memandikan kucing dengan sunlight yang diakui efisien buat menghilangkan kutu bandel. Nyatan...