Generasi-Z

Monday, February 27, 2023

HERNIA UMBILIKALIS

 DEVINISI

Hernia adalah prostrusi dari organ melalui lubang defektif yang didapat atau kongenital pada dinding rongga yang secara normal berisi organ. Istilah hernia berasal dari bahasa Yunani “ERNOS” yang berarti penonjolan.

Hernia Umbilikalis umumnya pada orang dewasa, lebih umum pada wanita dan karena peningkatan tekanan abdominal.Ini biasanya terjadi pada orang yang gemuk dan wanita Multipara.


B.     ETIOLOGI

Penyebab terjadinya hernia ada dua yaitu :

1.     Kongenital

Terjadi sejak lahir.

2.     Didapat (acquired)

Terjadi setelah dewasa atau pada usia lanjut. Disebabkan adanya tekanan intraabdominal yang meningkat dan dalam waktu yang lama misalnya batuk kronis, konstipasi kronis, gangguan proses kencing (hipertropi prostat, striktur uretra), ascites dan sebagainya.


C.    PATOFISIOLOGI

Yang dapat menyebabkan peningkatan tekanan intraabdominal yaitu mengangkat beban berat,kehamilan,kegemukan atau batuk kronis.Adanya peningkatan tekana intraabdominal dapat menimbulkan defek dinding otot abdominal.Defek ini terjadi karena adanya kelemahan jaringan atau ruang luas pada ligamen inguinal karena adanya defek dinding otot abdomen menyebabkan lubang embrional serta cincin hernia tidak menutup/melebar dimana dalam keadaan normal jari tangan tidak dapat masuk. Karena adanya pelebaran lubang embrional/cincin hernia menyebakan penonjolan isi perut/usus dari rongga yang normal.



Pohon Masalah

Mengangkat beban berat,kegemukan,batuk kronis

Peningkatan tekanan intraabdominalis


Defek dinding otot abdominal




Lubang embrional yang tidak menutup/melebar/cincin hernia





Penonjolan isi perut/usus


D.    MANIFESTASI KLINIS

  Adanya benjolan diselangkangan/kemaluan

Misalnya:Rasa sakit yang terus menerus

  Adanya nyeri

Misalnya:Pasien gelisah dan muntah

  Jari tangan dapat masuk pesibulus spermatikus sampai keanulus inguinalis interus

E.     KOMPLIKASI

1.      Terjadi perlengketan pada isi hernia dengan dinding kantong hernia tidak dapat dimasukkan lagi

2.      Terjadi penekanan pada dinding hernia akibat makin banyaknya usus yang rusak

3.     Pada strangulasi nyeri yang timbul lebih hebat dan kontinue menyebabkan daerah benjolan merah

F.     PENATALAKSANAAN MEDIS

1.      Pemeriksaan Diagnostik

 Sinar X

 Pada abdomen akan menunjukkan kuantitas cairan atau gas

 Pemeriksaan darah lengkap:Hb yang rendah dapat mengarah pada  anemia/kehilangan darah dan keseimbangan oksigenasi jaringan dan pengurangan Hb yang tersedia dengan anestesi inhalasi,peningkatan Ht mengidetifikasikan dehidrasi.Penurunan Ht mengarah pada kelebihan cairan.

 Waktu koagulasi mempengaruhi hemostatis intraoperasi/pascaoperasi

  EKG:penemuan akan sesuatu yang sesuatu yang tidak normal membutuhkan prioitas perhatian untuk memberikan anestesi.

2.     Farmakologi

 Terapi obat analgetik

3.     Pembedahan

 Herniatomi

Dilakukan pembebasan kantong hernia sampai lehernya kantong dibuka dan isi hernia dibebaskan jika ada perlekatan,kemudian diare posisi kantong hernia dijahit,ikat setinggi mungkin lalu dipotong.

 Henia plastik

Dilakukan tindakan memperkecil anulis inguinalis interus dan memperkuat dinding belakang kanalis linguinalis.


G.    MANAJEMEN KEPERAWATAN

PENGKAJIAN

  Aktivitas/istirahat: Perhatikan dan kaji adanya malaise/kelemahan

  Sirkulasi : Perhatikan adanya takikardi

   Eliminasi : Perhatiakn gejala konstipasi akibat tekanan hernia, perhatikan adanya

distensi abdomen, nyeri tekan atau nyeri lepas,kekakuan/bising usus

  Makanan/cairan : Kaji adanya gejala anoreksia,mual dan muntah

  Nyeri : Kaji nyeri pada benjolan hernia pada saat dipalpasi,perhatikan tanda-

tanda perilaku diberhati-hati berbaring kesamping dengan lutut ditekuk


DIAGNOSA DAN INTERVENSI KEPERAWATAN

1.      Nyeri b.d insisi bedah

Tujuan :Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3X24 jam diharapkan nyeri dapat teratasi

Kriteri hasil:

  Keluhan nyeri berkurang atau hilang (skala 0-1)

  Tampak rileks

  TTV dalam batas normal (TD:100/80 mmHg,N:60-100x/menit,S:360    C,RR:16- 20x/menit).


             Intervensi:

1.     Selidiki keluhan nyeri,perhatikan lokasi,intensitas

2.    Anjurkan pasien untuk melaporkan nyeri segera

3.    Observasi TTV

4.    Kaji insisi bedah, perhatikan edema, perubahan kontur luka/inflamasi

5.    Berikan tindakan kenyamanan, misalnya : latihan nafas dalam, lingkungan yang tenang dan tekhnik relaksasi

6.    Kolaborasi: Berikan analgesik, narkotik sesuai indikasi


2.     Kurang volume cairan b.d pembatasan pasca operasi

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3X24 jam diharapkan kurang volume cairan dapat teratasi

Kriteria hasil :

  Membran mukosa lembab

  Turgor kullit baik

  Haluaran urine adekuat

  intake Oral,Prenatal adekuat

  TTV dalam batas normal (TD:120/80x/menit, RR:16-20x/menit, S:360 C, N:60-100x/menit

             Intervensi :

1.      Awasi TD dan Nadi

2.     Lihat membran mukosa,turgor kulit dan pengisian kapiler

3.     Awasi masukan haluaran,catat warna urine,konsentrasi

4.     Kolaborasi:Pertahankan penghisapan gaster atau usus, Berikan cairan infus dan elektrolit

3.     Resiko tinggi infeksi b.d masuknya mikroorganisme sekunder terhadap luka

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3X24 jam diharapkan resiko infeksi tidak terjadi

Kriteria hasil :

  Tidak ada tanda-tanda infeksi (Rubor, Dolor, Kalor, Tumor,  Fungsiolaesa)

  TTV stabil

  Terdapat tanda-tanda penyyembuhan



Intervensi:

1.     Awasi TTV, Perhatikan demam, menggigil, berkeringat, meningkatnya nyeri abdomen, perubahan mental

2.    Lakukan pencucian tangan yang baik dan perawatan luka yang baik,dan perawatan luka septic

3.    Lihat insisi dan balutan drainase bila diindikasikan

4.    Kolaborasi:

-          Ambil kultur contoh drainase bila diindikasikan

-          Berikan antibiotik sesuai indikasi


4.     Defisit perawatan diri b.d kelemahan fisik

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3X24 jam diharapkan Defisit Perawatan diri teratasi

Kriteria hasil :

  Klien dapat memenuhi kebutuhan perawatan sendiri


             Intervensi:

1.     Bantu klien dalam memenuhi kebutuhan dasar

2.    Hindari melakukan sesuatu untuk pasien yang dapt dilakukan pasien sendiri

3.    Kaji hambatan terhadap partisipasi dalam perawatan diri

4.    Berikan perawatan sesuai kebutuhan

No comments:

Post a Comment

Cara Menghilangkan Kutu Kucing Dengan Sunlight Sangat Mudah Dan Cepat

Di kesempatan ini kita bakal share terkait trik memandikan kucing dengan sunlight yang diakui efisien buat menghilangkan kutu bandel. Nyatan...