DEVINISI
Hernia adalah prostrusi dari organ melalui lubang defektif yang didapat atau kongenital pada dinding rongga yang secara normal berisi organ. Istilah hernia berasal dari bahasa Yunani “ERNOS” yang berarti penonjolan.
Hernia Umbilikalis umumnya pada orang dewasa, lebih umum pada wanita dan karena peningkatan tekanan abdominal.Ini biasanya terjadi pada orang yang gemuk dan wanita Multipara.
B. ETIOLOGI
Penyebab terjadinya hernia ada dua yaitu :
1. Kongenital
Terjadi sejak lahir.
2. Didapat (acquired)
Terjadi setelah dewasa atau pada usia lanjut. Disebabkan adanya tekanan intraabdominal yang meningkat dan dalam waktu yang lama misalnya batuk kronis, konstipasi kronis, gangguan proses kencing (hipertropi prostat, striktur uretra), ascites dan sebagainya.
C. PATOFISIOLOGI
Yang dapat menyebabkan peningkatan tekanan intraabdominal yaitu mengangkat beban berat,kehamilan,kegemukan atau batuk kronis.Adanya peningkatan tekana intraabdominal dapat menimbulkan defek dinding otot abdominal.Defek ini terjadi karena adanya kelemahan jaringan atau ruang luas pada ligamen inguinal karena adanya defek dinding otot abdomen menyebabkan lubang embrional serta cincin hernia tidak menutup/melebar dimana dalam keadaan normal jari tangan tidak dapat masuk. Karena adanya pelebaran lubang embrional/cincin hernia menyebakan penonjolan isi perut/usus dari rongga yang normal.
Pohon Masalah
Mengangkat beban berat,kegemukan,batuk kronis
Peningkatan tekanan intraabdominalis
Defek dinding otot abdominal
Lubang embrional yang tidak menutup/melebar/cincin hernia
Penonjolan isi perut/usus
D. MANIFESTASI KLINIS
Adanya benjolan diselangkangan/kemaluan
Misalnya:Rasa sakit yang terus menerus
Adanya nyeri
Misalnya:Pasien gelisah dan muntah
Jari tangan dapat masuk pesibulus spermatikus sampai keanulus inguinalis interus
E. KOMPLIKASI
1. Terjadi perlengketan pada isi hernia dengan dinding kantong hernia tidak dapat dimasukkan lagi
2. Terjadi penekanan pada dinding hernia akibat makin banyaknya usus yang rusak
3. Pada strangulasi nyeri yang timbul lebih hebat dan kontinue menyebabkan daerah benjolan merah
F. PENATALAKSANAAN MEDIS
1. Pemeriksaan Diagnostik
Sinar X
Pada abdomen akan menunjukkan kuantitas cairan atau gas
Pemeriksaan darah lengkap:Hb yang rendah dapat mengarah pada anemia/kehilangan darah dan keseimbangan oksigenasi jaringan dan pengurangan Hb yang tersedia dengan anestesi inhalasi,peningkatan Ht mengidetifikasikan dehidrasi.Penurunan Ht mengarah pada kelebihan cairan.
Waktu koagulasi mempengaruhi hemostatis intraoperasi/pascaoperasi
EKG:penemuan akan sesuatu yang sesuatu yang tidak normal membutuhkan prioitas perhatian untuk memberikan anestesi.
2. Farmakologi
Terapi obat analgetik
3. Pembedahan
Herniatomi
Dilakukan pembebasan kantong hernia sampai lehernya kantong dibuka dan isi hernia dibebaskan jika ada perlekatan,kemudian diare posisi kantong hernia dijahit,ikat setinggi mungkin lalu dipotong.
Henia plastik
Dilakukan tindakan memperkecil anulis inguinalis interus dan memperkuat dinding belakang kanalis linguinalis.
G. MANAJEMEN KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
Aktivitas/istirahat: Perhatikan dan kaji adanya malaise/kelemahan
Sirkulasi : Perhatikan adanya takikardi
Eliminasi : Perhatiakn gejala konstipasi akibat tekanan hernia, perhatikan adanya
distensi abdomen, nyeri tekan atau nyeri lepas,kekakuan/bising usus
Makanan/cairan : Kaji adanya gejala anoreksia,mual dan muntah
Nyeri : Kaji nyeri pada benjolan hernia pada saat dipalpasi,perhatikan tanda-
tanda perilaku diberhati-hati berbaring kesamping dengan lutut ditekuk
DIAGNOSA DAN INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Nyeri b.d insisi bedah
Tujuan :Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3X24 jam diharapkan nyeri dapat teratasi
Kriteri hasil:
Keluhan nyeri berkurang atau hilang (skala 0-1)
Tampak rileks
TTV dalam batas normal (TD:100/80 mmHg,N:60-100x/menit,S:360 C,RR:16- 20x/menit).
Intervensi:
1. Selidiki keluhan nyeri,perhatikan lokasi,intensitas
2. Anjurkan pasien untuk melaporkan nyeri segera
3. Observasi TTV
4. Kaji insisi bedah, perhatikan edema, perubahan kontur luka/inflamasi
5. Berikan tindakan kenyamanan, misalnya : latihan nafas dalam, lingkungan yang tenang dan tekhnik relaksasi
6. Kolaborasi: Berikan analgesik, narkotik sesuai indikasi
2. Kurang volume cairan b.d pembatasan pasca operasi
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3X24 jam diharapkan kurang volume cairan dapat teratasi
Kriteria hasil :
Membran mukosa lembab
Turgor kullit baik
Haluaran urine adekuat
intake Oral,Prenatal adekuat
TTV dalam batas normal (TD:120/80x/menit, RR:16-20x/menit, S:360 C, N:60-100x/menit
Intervensi :
1. Awasi TD dan Nadi
2. Lihat membran mukosa,turgor kulit dan pengisian kapiler
3. Awasi masukan haluaran,catat warna urine,konsentrasi
4. Kolaborasi:Pertahankan penghisapan gaster atau usus, Berikan cairan infus dan elektrolit
3. Resiko tinggi infeksi b.d masuknya mikroorganisme sekunder terhadap luka
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3X24 jam diharapkan resiko infeksi tidak terjadi
Kriteria hasil :
Tidak ada tanda-tanda infeksi (Rubor, Dolor, Kalor, Tumor, Fungsiolaesa)
TTV stabil
Terdapat tanda-tanda penyyembuhan
Intervensi:
1. Awasi TTV, Perhatikan demam, menggigil, berkeringat, meningkatnya nyeri abdomen, perubahan mental
2. Lakukan pencucian tangan yang baik dan perawatan luka yang baik,dan perawatan luka septic
3. Lihat insisi dan balutan drainase bila diindikasikan
4. Kolaborasi:
- Ambil kultur contoh drainase bila diindikasikan
- Berikan antibiotik sesuai indikasi
4. Defisit perawatan diri b.d kelemahan fisik
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3X24 jam diharapkan Defisit Perawatan diri teratasi
Kriteria hasil :
Klien dapat memenuhi kebutuhan perawatan sendiri
Intervensi:
1. Bantu klien dalam memenuhi kebutuhan dasar
2. Hindari melakukan sesuatu untuk pasien yang dapt dilakukan pasien sendiri
3. Kaji hambatan terhadap partisipasi dalam perawatan diri
4. Berikan perawatan sesuai kebutuhan
No comments:
Post a Comment